Senin, 15 Oktober 2012

PIE - Penerimaan dan Biaya




BAB VIII
Biaya (cost) Dan Penerimaan (Revenue)

Macam-Macam Biaya
      Biaya memegang peranan penting di dalam menganalisa kegiatan produsen, karena produsen yang rasional pada umumnya akan berproduksi pada biaya yang minimal (biaya terendah).  Dari sisi sifat ongkos dalam hubungannya dengan tingkat output ongkos produksi dibagi menjadi :
a.       Total Fixed Cost (TFC) atau ongkos tetap total, adalah ongkos-ongkos yang tetap dibayar perusahaan (produsen) berapapun tingkat outputnya.  Jumlah TFC adalah tetap untuk setiap tingkat output.  Misalnya : penyusutan, sewa gedung, dsb.
b.       Total Variable Cost (TVC) atau ongkos variabel total, adalah jumlah ongkos-ongkos yang berubah menurut tinggi rendahnya output yang diproduksikan.  Misalnya : ongkos untuk bahan mentah, upah, ongkos angkut, dsb.
c.        Total Cost (TC) atau ongkos total adalah penjumlahan dari ongkos tetap ditambah ongkos variabel. TC = TFC + TVC.
d.       Average Fixed Cost (AFC) atau ongkos tetap rata-rata, adalah ongkos tetap yang dibebankan pada setiap unit output. 
               TFC
     AFC =  -----       (dimana Q = tingkat output)
                 Q
e.       Average Variable Cost (AVC) atau ongkos variabel rata-rata, adalah semua ongkos-ongkos lain, selain AFC, yang dibebankan pada setiap unit output. 
        
                  TVC
      AVC  =  --------
                    Q
f.         Average Total Cost (ATC) atau ongkos total rata-rata, adalah ongkos produksi dari setiap unit output yang dihasilkan. 
                 TC
     ATC  =  -----
                  Q
g.       Marginal Cost (MC) atau ongkos marginal, adalah kenaikan dari Total Cost yang diakibatkan oleh diproduksinya tambahan satu unit output.  Dan karena tambahan 1 unit output tidak menambah (atau mengurangi) TFC, sedangkan TC = TFC + TVC, maka kenaikan TC ini sama dengan kenaikan TVC yang
      diakibatkan oleh produksi 1 unit output tambahan.
             DTC       DTVC
     MC  = ----  =  -------
                DQ      DQ
      Kurva ongkos adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara jumlah ongkos produksi yang dikeluarkan produsen (pada sumbu vertikal) dan tingkat output (pada sumbu horisontal).  Kurva ongkos total bisa didapatkan dengan diketahuinya :
a.   kurva TPP
b.   harga-harga per unit input yang dipergunakan.
      Misalnya seorang produsen menggunakan 1 input variabel (X1) dan 2 input tetap ( X2 dan X3)  untuk proses produksinya. 
Fungsi produksinya bisa dituliskan sebagai  Q = f(X1//X2, X3).  X2 yang dipergunakan adalah 60 unit dan X3 yang digunakan adalah 30 unit.  Untuk menggunakan input-input tetap ini ia harus membayar harga per unit X2 =  Rp 0,50 dan harga  X3 = Rp 1.00.  sedang untuk input variabel, ia harus membayar  Rp 10,00 untuk setiap unit unit yang dipakai.  Misalnya selanjutnya bahwa dari fungsi produksinya tersebut dapat digambar kurva Total Physical Product (TPP)  seperti  di bawah ini.
Gambar  10.
Kurva Total Physical Product
          Output
900










800










700









600








TPP X1

500










400










300










200










100









X1

10
20
30
40
50
60
70
80
90
Unit
                                                          F (X1//X2 = 60, X3 = 30)
Bagaimana mendapatkan kurva TC dari data-data tersebut di atas ?.
Kita ingat bahwa kurva ongkos, menunjukkan pada sumbu vertikal ongkos yang dikeluarkan oleh perusahaan pada sumbu horisontal tingkat output yang dihasilkan.  Jika membalik dari sumbu TPP X1 di atas ( yaitu sumbu harisontal  menjadi sumbu vertikal dan sumbu vertikal menjadi sumbu horiontal), dan mengganti sumbu vertikal baru ini dengan nilai (bukan lagi unit fisik) dari input X1 yang digunakan, dengan jalan mengalikan  tingkat penggunaan X1 dengan harganya, maka akan diperoleh kurva sebagai berikut :




Gambar  11.
Kurva Total Variabel Cost
          Rp
900




TVC





800










700










600










500










400










300










200










100











100
200
300
400
500
600
700
800
900
outputt
                                                                                  Q = TPPX1
Kurva ini adalah kurva TVC, karena menunjukkan pengeluaran total perusahaan untuk input variabel X1 pada setiap tingkat output (TPP).
Total Cost (TC) = TVC + TFC.  Sehingga untuk mendapatkan TC kita tinggal mencari TFC.  TFC ini dapat diperoleh dengan menghitung pengeluaran perusahaan untuk input-input tetap X2 dan X3. 
TFC  = X2.Px2   + X3 . Px3   = 60 (Rp0,05)  + 30 (Rp 1,00) = Rp 60,00
Dalam gambar kurva TFC adalah merupakan suatu garis lurus horisontal yang memotong sumbu vertikal pada Rp  60,00. 




Gambar  12.
Kurva Total Variabel Cost dan Total Cost
Rp
900




TVC+
TFC
=
TC


800




TVC





700










600










500










400










300










200







TFC
= Rp
60,00
100











100
200
300
400
500
600
700
800
900
output
                                                     Q = TPPX1
Kurva TC bisa didapat dengan menambah secara vertikal kurva TVC dan kurva TFC.  Kurva-kurva ongkos lainnya bisa diperoleh dari kurva-kurva ongkos dasar (TC, TVC, TFC).  Kita coba dari data berikut di bawah ini :










Tabel  9.
Perhitungan Berbagai Macam Biaya
Output
(Q)
TVC
TFC
TC
AFC
AVC
ATC
MC
0
0
60
60
-
-
-
-
50
80
60
140
0.20
1.60
2.80
1.60
100
150
60
210
0.60
1.50
2.10
1.40
150
200
60
260
0.40
1.33
1.73
1.00
200
240
60
300
0.30
1.20
1.50
0.80
250
274
60
334
0.24
1.10
1.34
0.68
300
300
60
360
0.20
1.00
1.20
0.52
350
325
60
385
0.17
0.92
1.09
0.50
400
349
60
409
0.15
0.87
1.02
0.48
450
371
60
431
0.13
0.82
0.95
0.44
500
400
60
460
0.12
0.80
0.92
0.58
550
436
60
496
0.11
0.79
0.90
0.72
600
478
60
538
0.10
0.80
0.90
0.84
650
528
60
588
0.09
0.81
0.90
1.00
700
663
60
723
0.08
0.95
1.03
2.70






















Gambar 13.
Kurva bermacam-macam Biaya


















2


 















Ada beberapa hubungan yang perlu diperhatikan :
a.  AVC  adalah minimum bila garis singgung kurva TVC melalui titik origin.
b.  ATC  adalah minimum bila garis singgung TC melalui titik origen.
c.  AVC dan ATC adalah menimum bila keduanya memotong MC.

Penerimaan (Revenue)
      Revenue adalah penerimaan produsen dari hasil penjualan outputnya.  Ada beberapa konsep revenue yang perlu diketahui :
a.  Total Revenue (TR) adalah penerimaan total produsen dari hasil penjualan outputnya. TR adalah output dikalikan harga jual  outputnya.  TR  =  Q . PQ
b.  Average Revenue (AR), adalah penerimaan produsen per unit yang ia jual 
   AR =   =     = PQ
   Jadi AR adalah harga (jual) output per unit ( = PQ)
c.  Marginal Revenue (MR), adalah kenaikan TR yang diakibatkan oleh tambahan penjualan 1 unit output.
   MR  = 
Hubungan antara TR, AR dan MR dapat digambarkan dengan contoh kasus sebagai berikut.













Kasus  I :
Tabel  10
Kurva Permintaan Menurun
Q
P = AR
TR = PQ
MR
0
200
0
-
1
180
180
180
2
160
320
140
3
140
420
100
4
120
480
60
5
100
500
20
6
80
480
-20
7
60
420
-60
8
40
320
-100
9
20
180
-140
10
0
0
-180

Angka-angka dari tabel di atas bila digambar dengan kurva akan nampak sebagai berikut:






Gambar  14.
Kurva Permintaan Yang Menurun



 












Sifat hubungan dari ketiga konsep revenue tersebut adalah :
a.  TR menaik selama elastisitas harga (Eh) dari kurva permintaan D (yang tidak lain adalah kurva AR) lebih besar dari satu.
b.  TR mencapai maksimum persis pada pertengahan dari kurva permintaan, yaitu elastisitas harga sama dengan satu.
c.  TR  menurun pada daerah dimana kurva permintaan mempunyai elastisitas harga lebih kecil dari satu.
d.  TR menaik selama MR positif, mencapai maksimum bila  MR = 0  dan menurun bila MR negatif.









Kasus II :
Tabel  11.
Kurve permintaan Yang Horisontal
Q
MR=P
TR=P.Q
MR
0
100
0

1
100
100
100
2
100
200
100
3
100
300
100
4
100
400
100
5
100
500
100
6
100
600
100
7
100
700
100
8
100
800
100
9
100
900
100
10
100
1.000
100

Dari angka-angka tersebut bila digambar dalam kurva akan nampak sebagai berikut :
Gambar  15.
Kurva TR, MR


 












Dari kasus yang ke dua dapat dibaca dari kurva di atas :
a.  TR berupa garis lurus yang menaik, tanpa ada posisi maksimum.
b.  MR ternyata sama dengan AR (=AP) dan tidak pernah bernilai negatif.
KEUNTUNGAN MAKSIMUM
Produsen dianggap akan selalu memilih tingkat output (Q) dimana ia dapat memperoleh keuntungan yang maksimum.  Bila ia telah mencapai posisi ini dikatakan ia telah berapa pada posisi equilibrium.  Disebut posisi equlibrium karena pada posisi ini tidak ada kecenderungan baginya untuk mengubah output (dan harga output) nya.  Sebab bila ia mengurangi atau menambah volume output (penjualan) nya,  maka keuntungan totalnya justru menurun.
Dalam pasar persaingan sempurna harga tidak berubah berapapun jumlah barang yang dijual.  Penerimaan total (TR) akan naik dalam proposi yangblangsung berhubungan dengan keluaran (output).  Perusahaan akan memperoleh keuntungan maksimum pada waktu menghasilkan 650 unit barang dengan keuntungan yang diperoleh sama dengan 1690.









Tabel  12.

Q

P

TR

TC
LABA = TR-TC
0
8
0
800
-800
100
8
800
2000
-1200
200
8
1600
2300
-1700
300
8
2400
2400
0
400
8
3200
2524
676
500
8
4000
2775
1225
600
8
4800
3200
1600
650
8
5200
3510
1690
700
8
5600
4000
1600
800
8
6400
6400
0


Gambar  15.
                                                           














 









          Pada gambar di atas ada dua titik perpotongan antara TR dengan TC yaitu pada titik B dan titik C dengan leuaran masing-masing sebesar 300 unit dan 800 unit.  Kedua titik tersebut merupakan titik pulang pokok (break even).  disebelah kiri titik B, output kurang dari 300 unit  dan kurve TC di atas kurve TR.  Ini menyebabkan perusahaan mengalami rugi.   Demikian disebelah kanan titik C tempat output lebih besar dari 800 unit ,  perusahaan juga menderita rugi (lihat tabel).  Perusahaan akan memperoleh keuntungan pada tingkat output antara  300 unit sampai 800 unit  dimana kurve TR di atas kurve TC.  Keuntungan maksimum diperoleh pada tingkat output  mencapai 650 unit, yaitu yang ditunjukkan oleh jarak  antara kurve TR dan kurve TC yang terpanjang.  Pada saat itu perusahaan berapa pada keseimbangan jangka pendek dan mendapat keuntungan yang maksimum.  Secara geometri syarat MR = MC ditunjukkan dengan garis singgung TR (yaitu MR) yang sejajar dengan garis singgung TC (yaitu MC)

      Perhitungan keuntungan perusahaan juga dapat dianalisis dengan mengguna kan diagram pulang pokok (break ecen chart).  Perusahaan dikatakan dalam posisi pulang pokok bila penerimaan totalnya sama dengan biaya totalnya dengan anggapan harga jualnya sudah tertentu.  Dengan mengetahui posisi pulang pokok, pimpinan perusahaan dapat memilih berbagai kemungkinan kebijakan yang dapat diambil.
      Berikut ini disajikan contoh tabel perhitungan pulang pokok, rugi atau untung :






Tabel  13.
Perhitungan Rugi, Pulang Pokok dan Laba
Jumlah (Q)
Harga (P)
TC
TR
Laba
0
800
2500
0
-2500
1
800
2800
800
-2000
2
800
3100
1600
-1500
3
800
3400
2400
-1000
4
800
3700
3200
-500
5
800
4000
4000
0
6
800
4300
4800
500
7
800
4600
5600
1000
8
800
4900
6400
1500
9
800
5200
7200
2000

Dari tabel di atas nampak bahwa bila perusahaan memproduksi dan menjual satu unit barang maka ia menderita rugi sebanyak 2.000. Sebaliknya bila  jumlah produksinya 9 unit maka akan memperoleh laba 2.000.  Titik pulang pokok tercapai pada produk ke 5.  Keadaan ini dapat terjadi apabila perusahaan hanya menentukan satu macam harga jual, yaitu Rp 800,00.
      Secara diagram tabel di atas akan nampak sebagai berikut :







Gambar  16.
Pulang Pokok dengan harga jual Rp 800,00






 








      Dari gambar di atas kita dapat melihat titik potong antara kurva TR dan TC yang berada pada tingkat jumlah barang sebanyak 5.  pada titik tersebut berarti jumlah penerimaan total sama besarnya dengan total biayanya.  Melebihi titik tesebut bearti perusahaan memperoleh keuntungan, sedang di bawah / kurang dari titik itu perusahaan menderita kerugian.  Untuk menaikkan keuntungan maka perusahaan  perlu (1) mempertimbangkan kebijakan harga (menaikkan harga jual ) sehingga kurva TR  lebih tegak atau (2) meningkatkan efisiensi produksi sehingga kurva TC bergeser ke bawah atau (3) dengan cara promosi penjualan baik melalui iklan maupun memberikan hadiah (ini akan menarik pembeli ) sehingga penjualan naik.


1 komentar:

  1. Sands Casino & Resort | Play Slots Online for Free
    Enjoy Vegas-style casino gaming at หาเงินออนไลน์ Sands Casino & Resort. Enjoy the 샌즈카지노 best of gaming online with our 50+ free worrione spins no deposit required.

    BalasHapus